curhatnya Si Sampeu

kata orang, mendekati hari H, ujian yang datang akan semakin "menggoda iman". dan menurut si Sampeu ini..benar ada nya sih..

dulu eik pikir, karena eik dan Mr. Balado sudah sangat lama kenal, jadi apa lagi sih bok yang bisa bikin kita ribut? udah hafal banget deh..apa-apa aja yang bakal bikin kita ribut dan apa-apa aja yang bikin kita baikan lagi. :))

ternyata.. yang dimaksud dengan "ujian" itu nggak hanya datang dari si calon pendamping hidup.

alhamdulillahnya, sejauh ini eik dan Mr. Balado cuman sesekali aja ribut besar. yang walaupun ributnya bentar, bisa keluar juga kata-kata "batalin aja apa nih?!". tapi abis itu kelar. baikan lagi. yayang-yayangan lagi. :))

alhamdulillah juga, hubungan eik dengan orang tua Mr. Balado pun baik-baik saja. walaupun komunikasi kami jaraaaaang sekali terjadi (maapken calon mantumu ini ya, Bu, Pak.. aku memang pemalu.. :D), tapi so far nggak ada komplen dari mereka yang eik terima lewat Mr. Balado. semoga nggak akan pernah ada. :)

jadi? ujiannya dari mana?

saya akui, ujian terberat sejauh ini adalah menghadapi mamita.

hadeeuuuhh.. adaaa aja silang pendapat di antara kami berdua. sabar. sabar. alhamdulillah, eik bisa sabar.


seperti kemarin.


awalnya mamita iseng nanya.
  • mam: "mahar kamu nanti gimana?"
  • eik: "yaaa..rencananya sih dalam bentuk dinar. tapi jumlahnya belum pasti berapa."
  • mam: "gak pake seperangkat alat solat??"
  • eik: "alat solat jadi seserahan aja."
dan suasana mulai chaos. *lebay*

mulailah eike paparkan pendapat eik soal mahar dan alat solat. hasil dari baca-baca beberapa literatur tentunya. intinya, pendapat eik: MAHAR adalah NAFKAH pertama si suami kepada istrinya. yang memiliki nilai. dalam kata lain, bisa dijual lah..kalau suatu saat kepepet. sementara alat solat adalah pakaian, yang akan saya pakai sehari-hari. makanya saya tadinya masukkan ke daftar seserahan.


namun menurut mamita: dengan alat solat dijadikan mahar, maka itu simbol dari si suami nyuruh istrinya untuk tidak meninggalkan solat.


lagi-lagi eik berpendapat: tanpa eike menikah pun..solat adalah wajib hukumnya. tanpa eik dikasih mahar berupa alat solat pun, eike dosa kalau ninggalin solat. kan?


dan mamita tetap bersikukuh:"tapi kan nggak ada salahnya alat solat dijadiin sebagai mahar juga? jadi dinar dan alat solat. dunia dan akhirat."


yang tentu saja adu pendapat itu berakhir dengan "yaa.. yaa.. ya udah." :))

2 komentar:

difla said...

Hay.. Salam kenal. Aku juga jarang banget banget benget komunikasi sama ca-mer. Semua urusan keluar besar mereka ditanggung sama ca-miku. Bingung yah...

sampeu said...

hai, difla! gak usah bingung, say! nikmati saja..hahaha.. ;)

Post a Comment